JELASKAN
MENGAPA AUDITOR HARUS MEMPEROLEH BUKTI YANG TEPAT, DAN MEMADAI.
Jawab
:
Bukti Audit adalah informasi yang digunakan oleh Auditor dalam menentukan apakah informasi yang diaudit telah dinyatakan sesuai dengan kriteria yang ditetapkan. Informasi ini sangat bervariasi sesuai kemampuannya dalam meyakinkan Auditor bahwa laporan keuangan telah disajikan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. Bukti Audit mencakup informasi yang sangat persuasif, misalnya perhitungan auditor atas sekuritas yang dapat diperjualbelikan, dan informasi yang kurang persuasif, misalnya respons atas pertanyaan-pertanyaan dari para karyawan klien.
Bukti audit didasarkan pada Standar pekerjaan lapangan ketiga yang berbunyi: "Auditor harus memperoleh cukup bukti yang tepat dengan melakukan prosedur audit agar memiliki dasar yang layak untuk memberikan pendapat menyangkut laporan keuangan yang diaudit".
Perencanaan
suatu perikatan atestasi mencakup penyusunan strategi menyeluruh untuk
pelaksanaan dan luas perikatan yang diharapkan. Untuk menyusun strategi
tersebut, Akuntan Publik memerlukan pengetahuan memadai untuk memungkinkannya
memahami dengan baik peristiwa, transaksi, dan praktik yang menurut
pertimbangannya memiliki pengaruh signifikan terhadap penyajian asersi.
Tujuan
auditor adalah untuk merancang dan melaksanakan prosedur audit sedemikian rupa
untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat untuk dapat menarik
kesimpulan memadai sebagai basis pendapat auditor. Kecukupan dan ketepatan
bukti audit saling berkaitan satu dengan lainnya. Kecukupan merupakan ukuran
kuantitas bukti audit sedangkan ketepatan merupakan ukuran kualitas bukti
audit. Kuantitas bukti audit yang dibutuhkan dipengaruhi oleh penilaian auditor
atas risiko kesalahan penyajian material (makin tinggi risiko, makin banyak
bukti audit yang dibutuhkan) dan kualitas bukti audit (makin baik kualitas
bukti audit, makin sedikit bukti yang dibutuhkan). Adanya keterbatasan waktu
dan sumber daya dalam pelaksanaan audit dapat mempengaruhi pertimbangan
profesional dalam menentukan kecukupan bukti audit.
Sebagian
besar pekerjaan auditor dalam merumuskan pendapat auditor terdiri dari
pemerolehan dan pengevaluasian bukti audit. Prosedur audit untuk memperoleh
bukti audit dapat mencakup:
-
Inspeksi;
-
Observasi;
-
Konfirmasi;
-
Penghitungan
kembali;
-
Pelaksanaan
ulang (reperformance);
-
Prosedur
analitis; dan
-
Memadukan
beberapa prosedur sebagai tambahan
Dari sekian
banyak prosedur yang dilakukan oleh KAP untuk memperoleh bukti tertulis
pernyataan kepatuhan dan bukti yang cukup dan tepat sehinga menghasilkan
Laporan Audit yang berkualitas, maka KAP perlu mempertimbangkan hal tersebut
dengan keterbatasan waktu pelaksanaan audit sesuai ketentuan.
JELASKAN
BAGAIMANA BUKTI TEPAT DIPEROLEH SELAMA AUDIT BERLANGSUNG?
Jawab :
Secara
keseluruhan proses audit dimulai dari merencanakan dan merancang pendekatan
audit, melaksanakan pengujian pengendalian dan pengujian substabtif atas
transaksi, melaksanakan prosedur analitis dan pengujian pengendalian atas
rincian saldo, menyelesaikan audit dan menerbitkan laporan audit. Setelah
mereview beberapa aspek dalam audit, juga diperlukan penyelesaian audit yang
terdiri dari tujuh tahap yaitu melaksanakan pengujian tambahan untuk penyajian
dan pengungkapan, mereview kewajiban kontijensi, mereview peristiwa
selanjutnya, mengumpulkan bukti akhir, mengevaluasi hasil, menerbitkan laporan
audit,berkomunikasi dengan komite audit dan manajemen, yang masing-masing akan
dijelaskan dengan rinci:
A.
MELAKSANAKAN PENGUJIAN TAMBAHAN UNTUK PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN:
(merancang dan melaksanakan pengujian audit yang berhubungan dengan tujuan audit
penyajian dan pengungkapan)
Auditor melakukan pendekatan untuk memperoleh bukti
untuk tujuan audit yang berhubungan dengan penyajian dan pegungkapan konsisten
dengan pendekatan dalam memperoleh bukti yang berkaitan dengan transaksi dan
saldo:
-
Melakukan prosedur
untuk mendapatkan pemahaman atas pengendalian untuk tujuan penyajian dan
pengungkapan sebagai bagian dari prosedur penilaian resiko.
-
Melakukan
uji pengendalian yang berhubungan dengan pengungkapan ketika penilaian awal
resiko pengendalian berada di bawah maksimum.
-
Melakukan
prosedur subtantif untuk memperoleh jaminan bahwa semua tujuan audit dicapai
untuk informasi dan jumlah yang disajikan dan diungkapkan dalam laporan
keuangan.
Terdapat empat tujuan audit terkait penyajian dan
pengungkapan yaitu: keterjadian serta hak dan kewajiban, kelengkapan,
klasifikasi dan kemampuan untuk dipahami, ketepatan dan penilaian. Prosedur
untuk tujuan penyajian dan pengungkapan berhubungan dengan pengujian atas
tujuan audit transaksi dan saldo. Ditahap ini auditor mengevaluasi bukti yang
diperoleh dari 3 tahap pertama untuk menilai apakah diperlukan bukti tambahan
untuk tujuan penyajian dan pengungkapan. Auditor juga mengevaluasi apakah
keseluruhan penyajian dalam laporan keuangan dan penjelasan tambahan terkait telah
mematuhi prinsip akuntansi berlaku umum.
Salah satu perhatian utama auditor berhubungan dengan
tujuan penyajian dan pengungkapan adalah menentukan apakah manajemen sudah
mengungkapkan seluruh informasi yang diperlukan. Auditor harus mempertimbangkan
informasi yang diperoleh selama tiga tahap pertama dalam pengujian audit untuk
menentukan apakah mereka menyadari fakta dan situasi yang harus diungkapkan.
Akibat sifat unik pengungkapan yang berhubungan dengan
kewajiban kotijensi dan kejadian setelah tanggal neraca, auditor sering kali
memberikan penilaian resiko tinggi karena tidak seluruh informasi yang
dibutuhkan diungkapkan dalam penjelasan tambahan. Oleh karena itu, auditor
mendesain dan melakukan prosedur pada setiap audit untuk menelaah kewajiban
kotijensi dan kejadian setelah tanggal neraca sebagai bagian dari pengujian
tahap keempat.
B.
REVIEW KEWAJIBAN KONTINJEN DAN KOMITMEN: (melaksankan review untuk
kewajiban kontinjen dan komitmen).
Kewajiban
kontinjen adalah
potensi kewajiban di masa depan kepada pihak luar untuk jumlah yang tidak
diketahui dari aktivitas yang telah dilakukan. Terdapat tiga kondisi agar suatu
kewajiban kontijensi ada:
-
Terdapat
potensi pembayaran kepada pihak luar atau penurunan nilai asset yang dihasilkan
dari kondisi sekarang.
-
Terdapat
ketidakpastian jumlah pembayaran atau kerusakan di masa mendatang.
-
Hasilnya
akan diperoleh dari satu atau beberapa kejadian di masa mendatang.
Ketidakpastian atas pembayaran di masa mendatang dapat
bervariasi dari sangat mungkin terjadi sampai kemungkinan besar tidak terjadi.
Untuk mengevaluasi apakah klien telah menerapkan perlakukan yang tepat, auditor
harus memberikan pertimbangan ynag snagat professional. Standar audit
menyatakan bahwa manajemen, bukan auditorlah, yang bertanggung jawab atas
identifikasi dan penetuan perlakuan akuntansi yang tepat untuk kewajiban
kontinjensi, sehingga auditor dalam mengungkapkan kontinjen dapat dilakukan
atas kerjasama dengan pihak manajemen dengan auditor.
Tujuan utama auditor dalam melakukan verifikasi
kewajiban kontijensi adalah :
-
Mengevaluasi
perlakuan akuntansi atas kewajiban kontinjensi yang diketahui untuk menentukan
apakah manajemen telah mengklasifikasikan kontijensi dengan benar (tujuan
penyajian dan pengungkapan untuk klasifikasi).
-
Mengidentifikasi
sampai batasan praktis, setiap kontinjensi yang belum diidentifikasi manajemen
(tujuan penyajian dan pengungkapan untuk kelengkapan).
Hal
yang berhubungan erat dengan kewajiban kontinjensi adalah komitmen. Karakteristik yang paling penting
dalam komitmen adalah kesepakatan perusahaan untuk memberikan komitmennya
pada suatu rangkaian kondisi tetap di masa depan, tanpa memperhatikan apa yang
terjadi dengan laba perusahaan atau perekonomian keseluruhan.
1. Prosedur audit untuk menemukan
kewajiban kontinjensi
Perusahaan biasanya menjelaskan seluruh komitmen, baik
dalam penjelasan tambahan terpisah maupun digabungkan, dengan sebuah catatan
mengenai kontinjensi. Langkah pertama dalam melakukan audit kontijensi
adalah menentukan apakah terdapat kontijensi (tujuan penyajian
dan pengungkapan atas keterjadian). Seperti pada kenyataannya lebih sulit
menemukan transaksi yang tidak tercatat dari pada memverifikasi atas informasi
yang tercatat.
Begitu auditor mendapati kontijensi mereka akan
melakukan evaluasi Materialitas dan pengungkapan catatan kakinya biasanya dapat
dilakukan dengan memuaskan. Pengungkapan Penjelasan Tambahan. Berikut
adalah prosedur audit yang biasa digunakan oleh para auditor untuk mencari
kewajiban kontijensi, akan tetapi tidak semuanya dapat diterapkan:
-
Mengajukan
pertanyaan kepada manajemen (secara lisan maupun tertulis) tentang kemungkinan
kontijensi yang tidak tercatat.
-
Mereview
laporan agen pendapatan internal tahun ini dan tahun sebelumnya untuk
penyelesaian pajak penghasilan.
-
Mereview
notulensi pertemuan direksi dan pemegang saham bila untuk indikasi tuntutan
hukum atau kontijensi lainnya.
-
Menelaah
biaya hukum untuk periode audit dan mereview faktur dan laporan dari penasihat
hukum untuk terjadinya kewajiban kontijensi.
-
Memperoleh
surat dari pengacara utama yang memberi jasa hukum untuk klien dalam
tuntutannya atau kewajiban kontinjen lainnya.
-
Mereview
dokumentasi setiap informasi yang mengindikasikan terjadinya kontijensi.
-
Memeriksa latter
of credit yang berlaku pada tanggal neraca dan memperoleh konfirmasi untuk
saldo yang digunakan atau tidak digunakan.
2. Evaluasi
Kewajiban Kontijen Yang Telah Diketahui
Jika auditor menyimpulkan bahwa terdapat kewajiban
kontijensi, maka harus mengevaluasi arti penting kewajiban yang potensial itu
dan hakikat pengungkapan yang diperlukan dalam laporan keuangan untuk
memperoleh bukti mengenai tujuan keterjadian dan hak, serta kewajiban penyajian
dan pengungkapan.
3. Prosedur
Audit Untuk Menemukan Komitmen
Penelitian untuk mencari komitmen yang belum diketahui
biasanya dilakukan sebagai bagian dari audit setiap bidang audit. Auditor
seharusnya waspada akan kemungkinan komitmen ketika membaca risalah, kontrak
dan file korespondensi.
C.
MENGAJUKAN PERTANYAAN DENGAN PENGACARA KLIEN: (Memperoleh dan mengevaluasi
surat dari pengacara klien)
Merupakan prosedur utama yang digunakan auditor untuk
mengevaluasi tuntutan hukum yang diketahui atau klaim lain terhadap klien dan
mengidentifikasi tuntutan tambahan. Auditor mengandalkan keahlian dan
pengetahuan pengacara klien mengenai masalah hukum. Banyak KAP menganalisis
kewajiban hukm sepanjang tahun dan meminta klien mengirimkan surat standar
kepada setiap pengacara yang pernah terlibat dengan klien tahun ini atau tahun
sebelumnya. Jika pengacara menolak menyediakan informasi nengenai tuntutan
hukum yang ada yang material, maka auditor harus memodifikasi laporan audit
mereka untuk merefleksikan kurangnya bukti yang tersedia.
D.
REVIEW TERHADAP PERISTIWA KEMUDIAN: (melaksanakan review pasca tanggal
neraca untuk peristiwa kemudian)
Auditor harus mereview
transaksi dan peristiwa yang muncul setelah tanggal neraca untuk menentukan
apakah terdapat transaksi atau peristiwa yang muncul yang mungkin mempengaruhi
penyajian dan pengungkapan wajar dari laporan periode saat ini. Tanggung jawab auditor atas telaah
kejadian setelah tanggal neraca biasanya terbatas pada periode awal dan
berakhir pada tanggal laporan auditor.
Jenis
peristiwa kemudian
Terdapat dua jenis peristiwa kemudian yang memerlukan
pertimbangan manajemen dan evaluasi auditor:
1.
Peristiwa yang memiliki dampak langsung terhadap laporan keuangan dan
memerlukan penyesuaian, yaitu peristiwa yang setelah tanggal neraca memberikan informasi tambahan
kepada manajemen yang mambantu mereka menentukan penyajian yang wajar atas
saldo akun pada tanggal neraca. Informasi ini membantu auditor dalam melakukan
verifikasi saldo. Kejadian setelah tanggal neraca seperti berikut ini,
memerlukan penyesuaian atas saldo akun pada laporan keuangan tahun berjalan
jika jumlahnya material:
-
Pernyataan
kebangkrutan oleh pelanggan atas saldo piutang dagang yang beredar karena
kondisi keuangan memburuk.
-
Penyelesaian
tuntutan hukum dengan jumlah yang berbeda dari yang tercatat pada pembukuan.
-
Penghentian
peralatan yang tidak digunakan dalam operasi dengan harga di bawah nilai buku
saat ini.
-
Penjualan
investasi dengan harga di bawah biaya yang tercatat.
Auditor harus memisahkan antara kondisi pada tanggal
neraca dan kondisi setelah akhir tahun. Informasi setelah tanggal neraca
seharunya tidak dimasukkan dalam laporan jika kondisi yang menyebabkan
perubahan dalam penilaian terjadi setelah akhir tahun. Jika auditor
menyimpulkan peristiwa kelemahan yang material terjadi pada akhir tahun, maka
harus membuat pendapat tidak wajar atas pengendalian intenal terhadap laporab
keuangan.
2.
Peristiwa yang tidak memiliki dampak langsung terhadap laporan keuangan
tetapi memerlukan pengungkapan, persitiwa jenis ini menyediakan bukti dari kondisi
yang tidak ada pada tanggal neraca dilaporkan tetapi sangat signifikan sehingga
peristiwa ini memerlukan pengungkapan walaupun tidak memerlukan penyesuaian
akun. Kejadian atau transaksi yang terjadi setelah tanggal neraca yang
memerlukan pengungkapan, bukan hanya penyesuaian dalam laporan keuangan
termasuk:
-
Penurunan
nilai pasar atas sekuritas yang dipegang perusahaan untuk investasi sementara
atau dijual kembali.
-
Penerbitan
obligasi atau sekuritas.
-
Penurunan
nilai pasar dari persediaan sebagai konsekuensi dari tindakan pemerintah yang
membatasi penjualan lebih lanjut dari suatu produk
-
Kerugian
persediaan yang tidak diasuransikan akibat kebakaran
-
Merger atau
akuisisi.
Auditor perusahaan publikmungkin juga mengidentifikasi
kejadian yang berhubungan dengan pengendalian internal terhadap laporan
keuangan yang muncul setelah akhir tahun. Jika auditor menentukan bahwa
kejadian setelah tanggal neraca ini memiliki dampak yang material pada pengendalian
internal atas laporan keuangan perusahaan, maka laporan auditor harus
memasukkan paragraf penjelasan, baik yang menjelaskan kejadian dan dampaknya
atau pun yang langsung mengarahkan pembaca kepada pengungkapan laporan
manajemen dalam pengendalian internal mengenai peristiwa dan dampaknya.
Pengujian Audit
Terdapat dua kategori prosedur audit
untuk mereview peristiwa kemudian yaitu:
1. Prosedur yang biasanya terintegrasi
sebagai bagian dari verifikasi saldo akun akhir tahun: meliputi pengujian pisah
batas dan penilaian yang dilakukan sebagai bagian dari pengujian perincian
saldo.
2. Prosedur yang dilakukan
terutama untuk tujuan mengungkapkan peristiwa atau transaksi yang harus diakui
sebagai peristiwa lanjutan: merupakan pengujian khusus menyediakan informasi
untuk menguji saldo akun tahun berjalan atau catatan kaki sebagai pengujian
kelengkapan untuk tujuan penyajian dan pengungkapan. Pengujian tersebut
meliputi:
a. Pengajuan pertanyaan kepada
manajemen: pengajuan pertanyaaan kepada manajemen mengenai peristiwa setelah
tanggal neraca harus kemudian harus dilakukan dengan pihak klien yang tepat
untuk mendapatkan jawaban yang memadai.
b. Berkoresondensi dengan pengacara:
auditor biasanya meminta pengacara untuk memberikan tanggal dan mengirimkan
surat pada tanggal penyelesaian pekerjaan lapangan untuk memenuhi kewajiban
auditor terhadap peristiwa kemudian.
c. Mereview laporan internal yang
dibuat setelah tanggal neraca: dalam mereview auditor menekankan perubahan pada
bisnis perusahaan dibandingkan dengan hasil untuk periode audit dan perubahan
setelah akhir tahun. Auditor seharusnya membahas laporan intern dengan
manajemen untuk menentukan apakah laporan itu dibuat dengan dasar yang sama
dengan laporan periode berjalan dan melakukan pertanyaan mengenai perubahan
signifikan dalam hasil operasi.
d. Mereview catatan yang disiapkan
setelah tanggal neraca: Auditor harus mereview jurnal dan buku besar untuk
menentukan keberadaan dan sifat dari transaksi signifikan yang berhubungan
dengan tahun berjalan.
e. Pemeriksaan risalah yang diterbitkan
pada tanggal neraca: Auditor harus memeriksa notulensi pertemuan pemegang saham
dan pertemuan direksi setelah tanggal neraca untuk peristiwa kemudian yang
memengaruhi laporan keuangan periode saat ini.
f. Memeperoleh letter of representation:
Surat yang ditulis oleh manajemen klien kepada auditor yang menyatakan adanya
perbedaan hal-hal selama masa audit, termasuk pembahasan mengenai kejadian
setelah tanggal neraca. Surat ini harus dibuat dan mencakup persoalan lain yang
relevan.
Penanggalan Ganda
Terkadang auditor menentukan bahwa
kejadian setelah tanggal neraca yang memengaruhi laporan keuangan periode
berjalan terjadi setelah pekerjaan lapangan selesai, tetapi sebelum laporan
audit diterbitkan. Auditor disyaratkan untuk memperluas pengujian audit pada
kejadian setelah tanggal neraca yang baru ditemukan untuk memastikan hal itu
sudah diungkapkan. Auditor memiliki dua pilihan atas perluasan pengujian
kejadian setelah tanggal neraca, yaitu:
1. Memperluas semua pengujian peristiwa
kemudia hingga ke tanggal yang baru: auditor hanya mengubah tanggal laporan
audit ke tanggal yang baru.
2. Membatasi review peristiwa kemudian
pada persoalan yang berhubungan dengan peristiwa lanjutan yang baru: auditor
menerbitkan laporan audit pada tanggal ganda, tanggal pertama pada saat
pekerjaan lapangan selesai, tangga kedua yang selalu lebih lambat untuk
pengecualian.
E.
AKUMULASI BUKTI AKHIR (merancang dan melaksanakan langkah terakhir dalam
pengumpulan bukti audit)
Terdapat lima langkah dalam pengumpulan bukti terkahir yaitu:
1. Melakukan
Prosedur Analitis Akhir
Ketika melaksanakan prosedur analitis tahap review
akhir yang diharuskan oleh standar audit, pertner pada umunya membaca laporan
keuangan, termasuk catatan kakidan mempertimbangkannya:
-
Kecukupan
bukti yang dikumpulkan atas saldo akun yang tidak biasa atau tidak diharapkan
atau hubungan yang teridentifikasi selama perencanaan atau selama pelaksanaan
audit.
-
Saldo akun
yang tidak lazim atau tidak diharapkan atau hubungan yang tidak teridentifikasi
sebelumnya.
Hasil dari prosedur analitis akhir mungkin menunjukkan
bukti audit tambahan jika diperlukan.
2. Mengevaluasi
Asumsi Going-Concern
Auditor melakukan penilaian awalnya sebagai bagian
dari perencanaan akan tetapi mungkin merevisinya jika memperoleh informasi yang
baru. Auditor menggunakan prosedur analitis, mendiskusikan dengan manajemen
mengenai kemungkinan adanya kesulitan keuangan, dan mengumpulkan informasi
mengenai bisnis klien selama masa audit agar dapat memberikan penilaian
terhadap kemungkinan kesulitan keuangan pada tahun depan. Penilaian akhir atas
kelangsungan usaha dipertimbangkan setelah seluruh bukti dikumpulkan dan
penyesuaian audit yang diusulkan telah dimasukkan dalam laporan keuangan. Saat
auditor menetapkan asumsi kelangsungan usaha, mereka harus mengevaluasi rencana
manajemen dalam menghindari kebangkrutan dan mengevaluasi kelayakan dalam
realisasi rencana tersebut.
3. Memperoleh
Surat Representasi Manajemen
Terdapat tiga tujuan
suat representasi klien tersebut adalah :
-
Utuk menekankan
kepada manajemen tanggungjawabnya atas asersi dalam laporan keuangan.
-
Untuk
mengingatkan manajemen potensi salahs aji atau penghapusan dalam laporan
keuangan.
-
Untuk
mendokumentasikan respon dari manajemen untuk mengajukan pertanyaan nengenai
berbagai aspek dari audit. Karena sifatnya yang lebih formal dari komunikasi
lisan, surat representasi membantu mengurangi kesalahpahaman antara manajemen
dan auditor.
Standar audit menyarankan empat kategori persoalan
khusus yang harus dimasukkan:
a. Laporan keuangan
-
Pengakuan
manajemen atas tanggungjawabnya untuk penyajian yang wajar dari laporan
keuangan.
-
Keyakinan
manajemen bahwa laporan keuangan disajikan dengan wajar dan sesuai dengan
prinsip akuntansi berterima umum.
b. Kelengkapan informasi
-
Ketersediaan
seluruh pencatatan akuntansi dan data terkait.
-
Kelengkapan
dan ketersediaan seluruh notulensi pertemuan pemegang saham, direktur, dan
dewan direksi.
c. Pengakuan, pengukuran, dan pengungkapan
-
Keyakinan
manajemen bahwa dampak dari salah saji laporan keuangan yang tidak dikoreksi
adalah tidak material bagi laporan keuangan keseluruhan.
-
Informasi
berkenaan kecurangan melibatkan: manajemen, karyawan yang berperan penting
dalam pengendalian internal, atau orang lain dimana kecurangan dapat berdampak
material dalam laporan keuangan.
-
Informasi
berkenaan transaksi pihak terkait dan jumlah piutang dan terutang dari dan
kepada pihak terkait.
-
Klaim atau
penilaian yang belum dinilai yang menurut nasihat pengacara perusahaan adalah
asesri yang mungkin dan harus diungkapkan sesuai ketentuan akuntansi untuk
kontingensi.
d. Kejadian setelah tanggal neraca
-
Kebangkrutan
konsumen utama dengan piutang dagang berjumlah besar pada tanggal neraca.
-
Merger atau
akuisisi setelah tanggal neraca.
Surat representasi klien adalah pernyataan tertulis
dari sumber yang tidak independen, karena itu tidak dapat dianggap sebagai
bukti yang bisa diandalkan. Akan tetapi, surat tersebut merupakan dokumen
dimana manajemen ditanyai dengan pertanyaan tertentu untuk memastikan bahwa
manajemen memahami tanggung jawabnya dan untuk melindungi auditor jika
manajemen mengajukan tuntutan terhadap auditor.
Mempertimbangkan Informasi yang
Menyertai Laporan Keuangan Dasar
Auditor harus membedakan dengan
jelas tanggungjawab auditnya dan tanggungjawab pelaporan untuk laporan keuangan
utama dan untuk informasi tambahan. Biasanya, auditor tidak melakukan audit
terperinci yang memadai untuk menyesuaikan opini atas informasi tambahan,
tetapi dalam kondisi tertentu auditor dapat saja mengandalkan bahwa informasi
tersebut disajikan dengan wajar. Standar pelaporan profesi mensyaratkan auditor
untuk membuat pernyataan yang jelas mengenai tingkat tanggung jawab yang
diambil atas informasi tambahan ini. Dua jenis opini yang diperbolehkan: opini
positif yang mengindikasikan tingkat keyakinan yang tinggi atau tidak
memberikan pendapat yang mengindikasikan tidak adanya keyakinan.
Ketika auditor mengeluarkan pendapat
atas informasi tambahan yang menyertai laporan keuangan., materialitasnya sama
dengan yang digunakan dalam membuat opini terhadap laporan keuangan dasar.
Auditor memberikan tambahan kata-kata pada laporan standar auditor saat
menyatakan opini untuk tambahan informasi.
Membaca Informasi Lain Dalam laporan
Tahunan
Standar audit mengharuskan auditor
untuk membaca informasi lain yang dimasukkan dalam laporan tahunan. Auditor
harus membandingkan informas lain dengan laporan keuangan untuk memastikan
bahwa data tersebut sama. Standar hanya menyebutkan informasi yang bukan bagian
dari laporan keuangan, tapi diterbitkan bersama laporan keuangan.
F.
MENGEVALUASI HASIL: (mengintegrasikan bukti audit yang dikumpulkan dan
mengevaluasi hasil audit secara keseluruhan)
Setelah melaksanakan seluruh prosedur audit dalam
setiap bidang audit, auditor harus mengintergrasikan hasilnya menjadi satu
kesimpulan secara keseluruhan mengenai laporan keuangan. Pada akhirnya, auditor
harus memutuskan apakah bukti audit sudah memadai dan tepat untuk
diakumulasikan untuk menjamin kesimpulan bahwa laporan keuanga disajikan sesuai
dengan prinsip akuntansi diterima umum. Auditor perusahaan publik juga harus
membuat kesimpulan secara keseluruhan mengenai keefektifan pengendalian
internal terhadap pelaporan keuangan. Terdapat lima aspek utama dalam
mengevaluasi hasil yaitu:
1. Bukti yang tepat yang mencukupi:
Auditor mereview dokumentasi atas audit keseluruhan
untuk menentukan apakah seluruh hal material dari transaksi, akun dan
pengungkapan sudah diuji secara memadai, dengan mempertimbangkan seluruh
kondisi audit. Bagian review yang penting adalah memastikan bahwa seluruh
bagian dari program audit program telah diselesaikan dan didokumentasikan
secara akurat, serta semua tujuan audit telah terpenuhi.
Untuk membantu dalam memutuskan apakah audit sudah
memadai, auditor sering menggunakan suatu penyelesaian daftar pemeriksaan
audit. Jika auditor memutuskan bahwa bukti yang memadai tidak terpenuhi dalam
untuk memutuskan apakah laporan keuangan disajikan secara wajar, auditor
memiliki dua pilihan: mengumpulkan bukti tambahan atau menerbitkan pendapat dengan
pengecualian atau menolak memberikan pendapat. Jika auditor percaya bahwa
terdapat kecukupan bahan bukti tetapi tidak menjamin kesimpulan mengenai
penyajian laporan keuangan yang wajar, auditor sekali lagi mempunyai dua
pilihan: laporan harus direvisi untuk memenuhi keinginan auditor atau
memberikan pendapat wajar dengan pengecualian atau menolak untuk memberikan
pendapat
2. Pengungkapan
laporan keuangan
Sebagai bagian dari review akhir terhadap pengungkapan
laporan keuangan, banyak KAP mensyaratkan penyelesaian daftar pemeriksaan
pengungkapan laporan keuangan untuk setiap audit.
3. Telaah
dokumentasi audit
Ada tiga alasan mengapa anggota KAP yang berpengalaman
harus meneliti dengan seksama review dokumentasi audit pada penyelesaian audit:
a. Untuk mengevalusi kinerja karyawan
yang belum berpengalaman.
b. Untuk memastikan bahwa proses audit
memenuhi standar kinerja KAP.
c. Untuk mengatasi bias yang seringkali
merecoki pertimbangan auditor.
4. Review
independen
Pada tahap penyelesaian audit yang lebih besar, sudah
hal yang umum untuk memberikan laporan keuangan dan seluruh rangkaian file
audit review oleh reviewer independen yang tidak berpartisipasi dalam melakukan
audit,, tetapi merupakan anggota KAP yang melakukan audit.
5. Ikhtisar
evaluasi bukti
Auditor mengevaluasi kecukupan dan kelayakan bukti
dengan pertama kali mengevaluasi risiko audit yang dapat dicapai, kemudian
melakukan evaluasi yang sama atas laporan keuangan secara keseluruhan. Auditor
juga mengevaluasi pakah bukti itu mendukung pendapat audit dengan pertama kali
mengestimasi salah saji dalam setiap akun dan kemudian untuk laporan keuangan
keseluruhan.
Menerbitkan Laporan Audit
Auditor harus menunggu untuk
menentukan laporan audit yang tepat akan diterbitkan hingga semua bukti terkumpul
dan dievaluasi. Sebagian besar auditor menerbitkan laporan standar tanpa
pengecualian dengan kata-kata standar. Apabila KAP memutuskan bahwa laporan
standar tanpa pengecualian tidak tepat, aka nada pembahasan yang ekstensif.
Sebagaian besar KAP memiliki manual laporan audit komprehensif yang membantu
mereka dalam memilih kata-kata yang tepat dalam laporan yang akan diterbitkan.
G.
BERKOMUNIKASI DENGAN KOMITE AUDIT DAN MANAJEMEN: (Berkomunikasi secara
efektif dengan komite audit dan manajemen)
Terdapat tiga
komunikasi pertama yang diwajibkan oleh standar auditing yaitu:
1. Mengomunikasikan kecurangan dan
tindakan legal
Tujuan komunikasinya adalah membantu komite audit
dalam melakukan tugas pengawasan atas laporan keuangan yang dapat diandalkan.
2. Mengomunikasikan definisi
pengendalian internal
Auditor harus menyampaikan secara tertulis perihal
kurangnya pengendalian internal dan kelemahan material dalam perancangan atau
pengoperasian pengendalian internal kepada pihak yang berhak.
3. Komunikasi lain dengan komite audit
Tujuan dari komunikasi ini adalah agar komite audit
dan pihak lain dan pihak yang berhak tetap memperoleh informasi relevan dan
signifikan mengenai proses laporan keuangan dan memberikan kesempatan kepada
komite audit untuk mengkomunikasikan persoalan penting dengan auditor. Ada
empat tujuan utama dari komunikasi yang diwajibkan.
-
Untuk
mengkomunikasikan tanggungjawab auditor dalam audit atas laporan keuangan
-
Untuk
menyediakan tinjuan mengenai lingkup dan penetapan waktu audit.
-
Untuk
menyediakan pihak yang berhak atas temuan signifikan selama audit.
-
Untuk
memperoleh informasi yang relevan dengan audit dari pihak yang berhak
4. Surat Manajemen
Surat manajemen ditujukan untuk menginformasikan
kepada klien mengenai rekomendasi KAP guna meningkatkan bisnis klien.
Rekomendasi biasanya berfokus pada efisiensi pengoperasian perusahaan. Surat
manajemen merupakan suatu opsi dan ditujukan untuk membantu klien dalam
mengoperasikan bisnisnya lebih efektif.
H.
PENEMUAN FAKTA-FAKTA LEBIH LANJUT: (Mengidentifikasi anggung jawab auditor
ketika fakta yang mempengaruhi laporan audit diungkapkan setelah laporan
diterbitkan)
Terkadang auditor menemukan bahwa
setelah audit laporan keuangan diterbitkan terjadi salah saji material dalam
laporan keuangan. Ketika penemuan fakta lebih lanjut terjadi, auditor
berkewajiban memastikan bahwa para pemakai yang mengandalkan laporan keuangan
diberitahu mengenai salha saji tersebut. Jika auditor menemukan bahwa terdapat
kekeliruan dalam laporan keuangan setelah diterbitkan, maka tindakan yang
paling tepat adalah meminta klien untuk menerbitkan revisi laporan keuangan
yang memasukkan penjelasan atas alasannya.
Jika klien menolak mengungkapkan salah saji ke dalam
laporan, maka auditor harus menginformasikan kepada dewan direksi dan harus
mengingatkan kepada regulator bahwa laporan keuangan tidak lagi disajikan wajar
dan jika memungkinkan, menyampaikan kepada semua pihak yang mengandalkan
laporan keuangan. Tanggung jawab auditor atas review kejadian setelah tanggal
neraca berakhir pada tanggal penyelesaian pekerjaan lapangan. Auditor tidak
bertanggung jawab untuk mencari fakta-fakta, tetapi jika mereka menemukan bahwa
laporan keuangan tidak dinyatakan dengan wajar, maka mereka harus
mengoreksinya.
Sumber :
Arens, Alvin A. Elder, Randal J.
Beasley. Mark S. Auditing and Assurance Services; An Integrated Approach,
Edisi 15, Pearson Education Limited 2014