Pages - Menu

Search

Selasa, 14 Maret 2017

Auditor sekarang dituntut tidak hanya memberikan keyakinan memadai terkait kewajaran laporan keuangan, tetapi juga memberikan penilaian terhadap keberlanjutan (going concern) perusahaan untuk paling tidak setahun kedepan. Pendekatan lama auditor yang hanya berbasis transaksi ataupun siklus saat ini dipandang tidak cukup untuk memberikan tingkat keyakinan memadai terhadap kewajaran laporang keuangan. Jelaskan mengapa demikian!

Menurut saya, sudah jadi rahasia umum jika seorang pemilik perusahaan memiliki cara pandang berbeda dengan cara pandang seorang auditor.
Dari segi profesinya, auditor dituntut untuk memiliki integrasi yang sesuai dengan ketentuan-ketentuannya sebagai seorang auditor.

Namun seiring berjalannya waktu, standar audit yang ada di Indonesia telah mengalami perubahan yang cukup signifikan apalagi ketika Indonesia telah meratifikasi ketentuan untuk menerapkan International Standar on Auditing (ISA) yang dimulai pada awal tahun 2013. ISA sepenuhnya mengadopsi pendekatan Audit Berbasis Resiko, sehingga mewajibkan para auditor di Indonesia untuk menerapkan Audit Berbasis Resiko atau Risk Based Audit (RBA). Hal tersebutlah yang menjadikan seorang auditor pada saat sekarang ini dituntut untuk tidak hanya memberikan keyakinan memadai terkait kewajaran laporan keuangan, akan tetapi juga dituntun untuk bisa memberikan penilaian terhadap keberlanjutan (going concern) perusahaan untuk paling tidak setahun kedepan. 

Apalagi dengan kondisi perekonomian saat ini, saya pernah berbincang-bincang dengan salah seorang tim pemeriksa di salah satu KPP di Jakarta. Beliau mengatakan bahwa perusahaan-perusahaan yang terdaftar di KPP tersebut rata-rata mengalami kemunduran dengan tingkat yang bervariasi. Ketika persaingan semakin ketat ditambah dengan kondisi perekonomian yang sedang krisis, namun manajemen tetap dituntut untuk terus meningkatkan performanya maka tidak heran bahwa dorongan untuk terjadinya kecurangan keuangan menjadi sangat besar. Hal ini memberikan tantangan resiko bagi auditor dalam hal memberikan opini sehingga tidak terjadi kesalahan saji. Sehingga auditor pun termotivasi untuk melakukan modifikasi strategi audit dan prosedur apa saja yang akan dijalankan dengan tujuan memperkecil terjadinya salah pemberian opini dan juga mampu memberikan keyakinan penuh bagi klien. Melalui pemahaman bisnis dan sistem akuntansi klien secara memadai akan mendorong keandalan agar auditor tersebut menjadi lebih professional ketika memberikan opini bagi perusahaan yang bersangkutan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar