1. Dampak Sistem Informasi Bagi Organisasi Dan Perusahaan
Bisnis
Sistem informasi telah menjadi alat
bantu yang integral, online, serta interaktif yang dilibatkan setiap saat dalam
kegiatan operasional dan pengambilan keputusan pada perusahaan-perusahaan
besar.
Dampak Ekonomi
1. Teknologi informasi mengubah biaya
modal dan biaya informasi yang bersifat relative/tidak langsung/bergantung
kondisi tertentu. Sistem informasi dapat dipandang sebagai faktor produksi yang
menggantikan modal dan tenaga kerja tradisional.
2. Teknologi informasi memengaruhi
biaya dan kualitas informasi serta mengubah nilai ekonomis suatu informasi.
Teknologi informasi membantu perusahaan dalam mendapatkan kontrak dengan nilai
yang pantas, karena teknologi informasi dapat menekan biaya transaksi.
3. Teknologi informasi, terutama
penggunaan jaringan, dapat membantu perusahaan dalam menekan biaya partisipasi
pasar (biaya transaksi), menjadikan kontrak dengan pemasok eksternal lebih
menguntungkan ketimbang menggunakan sumber daya internal.
4. Teknologi informasi dapat mengurangi
biaya internal manajemen.
5. Teknologi informasi dengan
mengurangi biaya perolehan dan analisis informasi, memungkinkan organisasi
mengurangi biaya agen karena mempermudah para manajer dalam mengawasi jumlah
karyawan yang lebih banyak.
Dampak
Bagi Struktur dan Perilaku Organisasi
1. IT meratakan organisasi, riset
tentang perilaku menghasilkan teori bahwa teknologi informasi memfasilitasi
pemerataan hierarki dalam suatu perusahaan dengan memperluas distribusi
informasi guna memberdayakan karyawan di level bawah dan meningkatkan efisiensi
manajemen.
2. Organisasi pascaindustri, teori
postindustrial (pasca era industri) lebih berdasarkan sejarah ketimbang
ekonomi, juga mendukung gagasan bahwa teknologi informasi seharusnya meratakan
hierarki. Dalam masyarakat pasca era industri, peningkatan wewenang bergantung
pada pengetahuan dan kompetensi bukan hanya berdasarkan posisi formal saja.
3. Memahami penolakan organisasi
terhadap perubahan, sistem informasi dapat memengaruhi siapa yang mengerjakan
apa, kepada siapa, kapan, dimana, dan bagaimana pada sebuah organisasi. Karena
sistem informasi berpotensi mengubah struktur organisasi, budaya, proses bisnis
dan strategi, seringkali ada begitu banyak penolakan terhadap teknologi saat
diperkenalkan.
4. Internet dan organisasi, internet
memiliki dampak penting terhadap hubungan antar banyak perusahaan dan entitas
di luar perusahaan, bahkan proses bisnis di dalam sebuah organisasi. Internet
meningkatkan kemampuan akses, kapasitas penyimpanan, distribusi informasi, dan
pengetahuan bagi organisasi.
Implikasi
Dari Perancangan dan Pemahaman Tentang Sistem Informasi
Untuk memberikan manfaat yang
sebenarnya, sistem informasi harus dibangun dengan pemahaman yang jelas
mengenai organisasi yang akan menggunakannya. Berikut adalah beberapa faktor
utama organisasi dalam menentukan perencanaan suatu sistem baru:
1. Lingkungan organisasi tersebut harus
berfungsi
2. Struktur organisasi: hierarki,
spesialisasi, rutinita, dan proses bisnis
3. Budaya dan politik organisasi
4. Bentuk organisasi dan gaya
kepemimpinan
5. Kepentingan-kepentingan kelompok
utama yang terpengaruh oleh kehadiran sistem serta sikap pekerja yang akan
menggunakan sistem tersebut
6. Jenis pekerjaan, keputusan, dan
proses bisnis yang akan didukung oleh sistem informasi tersebut
2. Model Rantai
Nilai Organisasi Bisnis
Selain model
Porter, terdapat juga model rantai nilai. Model rantai nilai (value chain
model) menekankan pada aktivitas spesifik pada organisasi bisnis di mana strategi
kompetitif diaplikasikan dan sistem informasi sebaiknya ditempatkan untuk
menimbulkan dampak strategis. Model rantai nilai memandang perusahaan sebagai
rangkaian aktivitas dasar yang memberikan nilai terhadap barang atau jasa
perusahaan.Aktivitas-aktivitas tersebut dapat dikategorikan sebagai aktivitas
utama dan aktivitas pendukung.
Aktivitas
utama sebagian besar berhubunga dengan produksi serta distribusi produk barang
dan jasa yang dihasilkan perusahaan, yang menciptakan nilai bagi pelanggan. Aktivitas
pendukung memungknkan aktivitas utama berjalan lancer serta terdiri atas
infrastruktur-infrastruktur organisasi, seperti manajemen dan administrasi,
sumber daya manusia (perekrutan, penggajian, dan pelatihan karyawan), teknologi
(meningkatkan mutu produk dan proses produksi), dan penyediaan bahan baku.
Sinergi,
Kompetensi Inti, dan Strategi Berbasis Jaringan
Sinergi
adalah ketika hasil yang diberikan oleh suatu unit bisnis dapat digunakan
sebagai masukan bagi unit bisnis lainnya, atau dua organisasi yang saling
berbagi pasar dan keahlian, serta hubungan ini menekan biaya dan menghasilkan
keuntungan. Cara lain dalam menggunakan sistem informasi untuk meraih
keunggulan kompetitif adalah dengan cara memikirkan bagaimana perusahaan
menunjang kompetensi inti yang dimilikinya. Kompetensi inti adalah aktivitas
yang dilakukan perusahaan yang membuatnya menjadi pemimpin berkelas dunia.
Kehadiran
internet dn teknologi jaringan telah menginspirasi strategi meraih keunggulan
melalui kemampuan perusahaan dalam menciptakan jaringan satu sama lain.
Strategi berbasis jaringan diantaranya adalah menggunakan jaringan ekonomi,
model perusahaan virtual, dan ekosistem bisnis
3. Menggunakan Sistem Informasi Untuk Mencapai Keunggulan
Kompetitif
Dalam dunia nyata, kalian pasti
menemukan beberapa perusahaan yang memiliki kinerja lebih baik ketimbang
perusahaan lainnya.Bagaimana hal tersebut bisa terjadi?Perusahaan-perusahaan
tersebut dianggap memiliki keunggulan kompetitif. Selain mereka memiliki akses
ke sumber-sumber khusus yang tidak dimiliki pesaingnya, mereka juga mampu
menggunakan sumber daya yang tersedia secara lebih efisien.
Model Daya Kompetitif Michael
Porter
Model ini merupakan model yang
paling umum digunakan dalam memahami keunggulan kompetitif perusahaan. Model
ini memiliki 5 daya kompetitif yang dianggap menentukan nasib suatu perusahaan:
1. Pesaing tradisional
2. Pendatang bru dipasar
3. Produk dan jasa pengganti (produk
substitusi)
4. Pelanggan
5. Pemasok
Strategi
Sistem Informasi Terkait Daya Kompetitif
Berikut adalah 4 strategi umum, yang
maing-masing menggunakan sistem dan teknologi informasi:
1. Biaya Kepemimpinan/Manajemen yang
rendah
2. Diferensiasi produk
3. Fokus pada ceruk pasar
4. Memperkuat keakraban dengan
pelanggan dan pemasok
Dampak Internet Bagi Keunggulan
Kompetitif
Teknologi internet dibuat
berdasarkan standar internasional yang dapat digunakan perusahaan manapun,
mempermudah pesaing berkompetisi dalam harga serta mempermudah pesaing baru
masuk ke dalam pasar.Karena informasi tersedia bagi setiap orang, internet memperkuat
daya tawar pelanggan.Pelanggan dapat dengan cepat menemukan penyedia barang
ataupun jasa yang memiliki harga paling murah di situs web.
Dampak hubungan internet pada daya kompetitif dan
struktur industri
Daya Kompetitf
|
Dampak Internet
|
Produk pengganti atau jasa
|
Memungkinkan
produk baru untuk muncul dengan pendekatan baru untuk bertemu dan memenuhi
kebutuhan serta melakukan fungsi-fungsi
|
Kekuatan tawar-menawar pelanggan
|
Ketersediaan
harga dan informasi produk secara global menggeser daya tawar kepada
pelanggan
|
Kekuatan tawar-menawar pemasok
|
Pengadaan
melalui internet cenderung meningkatkan kekuatan tawar atas pemasok; pemasok
dapat juga mendapat keuntungan dari berkurangnya hambatan untuk masuk pasar
dan dari kehancuran distributor dan perantara lain yang berdiri diantara
mereka dan pengguna mereka
|
Ancaman pendatang baru
|
Internet
mengurangi hambatan untuk masuk seperti kebutuhan untuk tenaga pemasaran,
akses ke saluran, dan asset fisik; menyediakan teknologi untuk menjalankan
proses bisnis yang membuat hal-hal lain lebih mudah untuk dilakukan
|
Posisi dan persaingan antara pesaing yang ada
|
Memperluas
pasar geografis, meningkatkan jumlah pesaing dan mengurangi perbedaan antara
pesaing membuatnya lebih sulit untuk mempertahankan keuntungan operasional;
menempatkan tekanan untuk bersaing pada harga
|
Menggunakan Sistem Informasi Untuk Keunggulan Kompetitif: Isu-Isu Manajemen
Sistem informasi yang strategis
sering megubah organisasi berikut dengan produk, layanan, da prosedur
operasionalnya, mengarahkan organisasi tersebut ke dalam pola perilaku baru.
Menopang Keunggulan Kompetitif
Sistem informasi sendiri tidak dapat
menyediakan keunggulan bisnis yang abadi. Sejatinya, sistem dimaksudkan untuk
tujuan strategis, tetapi lebihsering menjadi perangkat untuk menyelamatkan
perusahaan yang diwajibkan untuk bertahan di bidang bisnisnya, atau mereka akan
menghambat organisasi dalam melakukan perubahan strategis yang penting bagi
keberhasilan pad masa depan.
Menggandeng TI Untuk
Pencapaian Tujuan Bisnis
Riset mengenai TI dan kinerja bisnis
telah menemukan bahwa:
·
Semakin
sukses suatu perusahaan menggandeng TI untuk mencapai tujuan bisnisnya, semakin
banyak keuntungan yang diperoleh
·
Hanya
seperempat perusahaan yang berhasil menggandeng TI untuk mencapai tujuan
bisnisnya
Perusahaan dan para manajer yang
sukses memahami apa yang dapat dilakukan TI dan bagaimana cara dia bekerja,
mereka mengambil peran aktif dalam penggunaannya dan mengukur perngaruhnya bagi
pendapatan dan laba.
Mengelola Transisi Strategis
Mengadopsi sistem strategis seperti
yang dijelaskan pada bab ini, mensyaratkan perubahan dalam tujuan bisnis,
hubungan dengan pelanggan dan pemasok, serta proses bisnis. Perubahan
sosioteknis tersebut, memengaruhi elemen sosial maupun elemen teknik dalam
suatu perusahaan yang dapat dianggap sebagai transisi strategis-pergerakan
antar tingkat di dalam sistem sosioteknis
Perubahan semacam ini sering kali
memerlukan peleburan batasan-batasan di dalam organisasi, antara eksternal
dengan internal.Pemasok dan pelanggan menjadi terhubung erat dan memungkinkan
untuk saling berbagi tanggung jawab. Manajer mungkin perlu untuk merancang
proses bisnis yang baru untuk mengoordinasikan aktivitas perusahaannya dengan
para pelanggan, pemasok, dan organisasi lainnya
4. Tantangan yang ditimbulkan oleh sistem
informasi strategis
Mengembangkan solusi sistem
informasi yang berhasil baik mengatasi masalah bisnis adalah tantangan utama
untuk para manajer dan praktisi bisnis saat ini. Sebagai seorang praktisi
bisnis bertanggungjawab untuk mengajukan atau mengembangkan teknologi informasi
baru atau meningkatkannya bagi perusahaan. Adapun untuk seorang manajer
bertanggungjawab untuk mengelola usaha pengembangan yang dilakukan para
spesialis sistem informasi dan para pemakai akhir bisnis. Mengembangkan solusi
sistem
Di dalam organisasi tradisional
umumnya terdapat 4 kelompok, yaitu manajemen tingkat atas, manajemen tingkat
menengah, manajemen tingkat bawah, dan pegawai non-manajemen.
1. Manajemen tingkat atas (atau sering
disebut manajemen strategis) adalah manajemen pada level paling atas yang
menangani keputusan-keputusan strategis. Keputusan strategis adalah keputusan
yang sangat kompleks dan jarang sekali menggunakan prosedur yang telah
ditentukan.
2. Manajemen tingkat menengah (atau
disebut manajemen taktis) adalah manajemen yang bertanggung jawab terhadap
keputusan-keputusan taktis, yaitu keputusan-keputusan yang mengimplementasikan
sasaran-sasaran strategis suatu organisasi.
3. Manajemen tingkat bawah adalah
manajemen yang bertanggung jawab terhadap kegiatan-kegiatan operasional dalam
suatu organisasi. Fokus utama kejadian-kejadian sehari-hari, dan melakukan
tindakan-tindakan koreksi jika sewaktu-waktu dibutuhkan. Para pegawai non-manajemen
adalah semua pegawai yang tidak termasuk dalam manajemen.
Di dalam organisasi, arus informasi
dalam perusahaan mengalir secara vertikal dan horisontal. Arus informasi
vertikal dibedakan menjadi arus informasi vertikal ke atas dan vertikal ke bawah.
Arus informasi vertikal ke bawah berupa strategi, sasaran, dan pengarahan. Arus
informasi vertikal ke atas berupa ringkasan kinerja organisasi.
Teknologi sistem informasi telah
menjadi fasilitator utama bagi kegiatan-kegiatan bisnis, memberikan andil besar
terhadap perubahan-perubahan yang mendasar pada struktur,operasi dan manajemen
organisasi. Secara garis besar dapat dikatakan bahwa :
1. Teknologi informasi menggatikan
peran manusia. Dalam hal ini, teknologi informasi melakukan otomasi terhadap
suatu tugas atau proses.
2. Teknologi memperkuat peran manusia,
yakni dengan menyajikan suatu tugas atau proses.
3. Teknologi informasi berperan dalam
restrukturisasi terhadap peran manusia.
Dalam hal ini teknologi berperan
dalam melakukan perubahan-perubahan terhadap sekumpulan tugas atau
proses. Banyak perusahaan yang berani melakukan investasi yang sangat tinggi
dibidang teknologi informasi. Alasan yang paling umum adalah adanya kebutuhan
untuk mempertahankan dan meningkatkan posisi kompetitif, mengurangi biaya, meningkatkan
fleksibilitas dan tanggapan (R. E. Indrajit, 2000).
KEUNTUNGAN PENERAPAN SISTEM
INFORMASI
·
Meningkatkan
efisiensi operasional
Investasi di dalam teknologi sistem
informasi dapat menolong operasi perusahaan menjadi lebih efisien. Efisiensi
operasional membuat perusahaan dapat menjalankan strategi keunggulan biaya (low-cost
leadership). Dengan menanamkan investasi pada teknologi sistem informasi,
perusahaan juga dapat menanamkan rintangan untuk memasuki industri tersebut (barriers
to entry) dengan jalan meningkatkan besarnya investasi atau kerumitan
teknologi yang diperlukan untuk memasuki persaingan pasar.
·
Memperkenalkan
inovasi dalam bisnis
Penekanan utama dalam sistem
informasi strategis adalah membangun biaya pertukaran (switching costs)
ke dalam hubungan antara perusahaan dengan konsumen atau pemasoknya.
·
Membangun
sumber-sumber informasi strategis
Teknologi sistem informasi
memampukan perusahaan untuk membangun sumber informasi strategis sehingga
mendapat kesempatan dalam keuntungan strategis. Hal ini berarti memperoleh
perangkat keras dan perangkat lunak, mengembangkan jaringan telekomunikasi,
menyewa spesialis sistem informasi, dan melatih end users.
Faktor-faktor yang dijadikan ukuran
keberhasilan penerapan suatu sistem menurut Laudon yaitu:
1. Sistem tersebut tingkat
penggunaannya relatif tinggi yang diukur melalui polling terhadap pengguna,
pemanfaatan kuesioner, atau monitor parameter seperti volume transaksi on-line.
2. Kepuasan pengguna terhadap sistem
yang diukur melalui kuesioner atau interview.
3. Sikap yang menguntungkan para
pengguna terhadap sistem informasi dan staff dari sistem informasi.
4. Tujuan yang dicapai.
5. Timbal balik keuangan untuk
organisasi baik melalui pengurangan biaya atau peningkatan
penjualan dan profit.
Selain kesuksesan, dalam
penerapan sistem informasi juga terdapat kegagalan. Kegagalan ini
disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya yang penting adalah rasa memiliki
perusahaan yang kurang bersama, ketidakmampuan teknisi TI yang dipekerjakan
oleh perusahaan, dan ketidakcocokan TI yang dikembangkan oleh teknisi dengan
tujuan perusahaan akibat ketidaktahuan manajer perusahaan mengenai TI yang
ingin dikembangkan. Maka, untuk memastikan bahwa pengimplementasian TI dan SI
dapat berhasil dengan baik dibutuhkan partisipasi oleh pihak perusahaan dan
mempekerjakan tenaga TI yang handal, profesional, dan beretika.Kegagalan dari
sistem informasi bukan hanya pada bagian-bagiannya saja, tetapi pada
keseluruhan sistem yang tidak dapat digunakan sebagaimana mestinya. Pengguna harus
memahami sistem informasi dan mengembangkan prosedur manual paralel untuk
membuat sistem bekerja secara sempurna.
Terdapat faktor penyebab munculnya
masalah pada sistem informasi, faktor tersebut dapat bersifat teknis dan
nonteknis. Faktor-faktor tersebut yaitu:
1. Desain
2. Data
3. Biaya
4. Operasi
Faktor-faktor yang mempengaruhi
kesukesan penerapan sistem informasi, antara lain adanya dukungan dari
manajemen eksekutif, keterlibatan end user (pemakai akhir),
penggunaan kebutuhan perusahaan yang jelas, perencanaan yang matang, dan
harapan perusahaan yang nyata. Sementara alasan kegagalan penerapan sistem
informasi antara lain:
1. Kurangnya dukungan dari pihak
eksekutif atau manajemen
Persetujuan dari semua level
manajemen terhadap suatu proyek sistem informasi membuat proyek tersebut akan
dipersepsikan positif oleh pengguna dan staf pelayanan teknis informasi.
Dukungan tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk penghargaan terhadap waktu dan
tenaga yang telah dicurahkan pada proyek tersebut.
Keterlibatan dalam desain dan operasi
sistem informasi mempunyai beberapa hasil yang positif. Pertama, jika pengguna
terlibat secara mendalam dalam desain sistem, ia akan memiliki kesempatan untuk
mengadopsi sistem menurut prioritas dan kebutuhan bisnis, dan lebih banyak
kesempatan untuk mengontrol hasil. Kedua, pengguna berkecenderungan untuk lebih
bereaksi positif terhadap sistem karena mereka merupakan partisipan aktif dalam
proses perubahan itu sendiri.
Kesenjangan komunikasi antara
pengguna dan perancang sistem informasi terjadi karena pengguna dan spesialis
sistem informasi cenderung memiliki perbedaan dalam latar belakang, kepentingan
dan prioritas. Inilah yang sering dikatakan sebagai kesenjangan komunikasi
antara pengguna dan desainer (user-designer communication
gap).
2. Tidak Memiliki Perencanaan Memadai
Sistem informasi sebaiknya harus
ditentukan maksud dan tujuannya. Setelah itu, menambahkan komponen-komponen
yang sesuai dengan tujuan utama dari sistem informasi tersebut. Perencanaan
sistem informasi sebaiknya sejalan dengan tujuan dan komponen-komponen yang
telah ditentukan sehingga tidak keluar dari jalur utama yang telah ditetapkan.
Sistem informasi yang tidak sesuai dengan kebutuhan akan menghambat tujuan dari
perusahaan tersebut.
Pengembangan dan penerapan sistem
informasi yang tidak didukung dengan perencanaan yang matang tidak akan mampu
menjembatani keinginan dan kepentingan berbagai pihak di perusahaan. Hal ini
dikarenakan sistem yang dijalankan tidak sesuai dengan arah dan tujuan
perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan yang tidak memiliki kompetensi inti
dalam bidang teknologi informasi sebaiknya menjadi tidak memaksakan untuk
menjadi leader dalam investasi teknologi informasi.
Sebagian besar penyedia jasa
teknologi informasi kurang sensitif terhadap manajemen perusahaan, tetapi
hanya fokus pada tools yang akan dikembangkan. Kelemahan
inilah yang mengharuskan perusahaan untuk mengidentifikasi secara jelas
kebutuhan dan spesifikasi sistem informasi yang akan diterapkan berikut
manfaatnya terhadap perusahaan. Kemauan perusahaan dalam merancang penerapan
sistem informasi berdasarkan sumberdaya yang dimiliki diyakini dapat
meningkatkan keunggulan kompetitif perusahaan.
3. Inkompetensi secara Teknologi
Kesuksesan pengembangan sistem
informasi tidak hanya bergantung pada penggunaan alat atau teknologinya saja,
tetapi juga manusia sebagai perancang dan penggunanya. Sistem informasi yang
tidak disosialisasikan akan menyebabkan karyawan tidak dapat menggunakan sistem
informasi tersebut. Hal ini akan berdampak pada menurunnya kinerja perusahaan
dan kegagalan sistem informasi sehingga sistem informasi yang telah dirancang
akan sia-sia serta menyebabkan kerugian materi yang cukup besar. Selain itu,
waktu sosialisasi yang singkat dapat menjadi kendala dalam hal penerapan sistem
informasi. Karyawan kurang mempelajari mengenai sistem informasi yang mereka
gunakan sehingga kemampuan mereka terbatas. Menurut Pambudi (2003) harus ada
penyesuaian tertentu dalam menerapkan sistem informasi. Penyesuaian
terhadap strategi penerapan sistem yang baru harus disosialisasikan dengan
jelas kepada karyawan.
Sistem informasi harus dikembangkan
untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan pengguna. Kompleksitas sistem bukanlah
merupakan jaminan perbaikan kinerja, bahkan menjadi kontraproduktif jika tidak
didukung oleh kesiapan sumberdaya manusia dalam tahapan implementasinya. Hal
ini sering terjadi terutama pada perusahaan yang pengetahuan teknologi
informasinya rendah. Jika pengembangan sistem informasi diserahkan pada
sumberdaya yang kurang memiliki kompetensi dibidangnya akan berakibat fatal
bagi perusahaan ketika sistem tersebut telah diterapkan. Pengembangan sistem
informasi sebagai salah satu sarana pencapaian tujuan perusahaan, sehingga
keduanya harus relevan, serta perlu disiapkan dengan baik dan matang. Selain
itu, perusahaan harus memiliki harapan yang nyata, yaitu yang ingin dicapai dan
berusaha dalam meraihnya, sehingga efektivitas dari pengembangan atau penerapan
sistem informasi dapat terjadi
4. Komunikasi Antara Pengguna dengan
Perancang Sistem Informasi
Hubungan antara konsultan dengan
klien secara tradisional merupakan bidang masalah dalam upaya sistem informasi.
Pengguna dan specialistsistem informasi cenderung mempunyai
perbedaan dalam latar belakang, kepentingan dan prioritas. Inilah yang sering
dikatakan sebagai kesenjangan komunikasi antara pengguna dan desainer.
Perbedaan ini akan menyebabkan adanya perbedaan loyalitas organisasi,
pendekatan dalam pemecahan masalah, dan referensi.
5. Tingkat Kompleksitas dan Resiko
Terdapat kecenderungan gagal pada
Beberapa proyek pengembangan sistem karena sistem-sistem tersebut mengandung
tingkat resiko yang tinggi dibandingkan yang lain. Para peneliti telah
mengidentifikasikan tiga faktor kunci yang memengaruuhi tingkat resiko proyek.
Sistem pengembangan proyek tanpa
manajemen yang tepat besar kemungkinan akan membawa konsekuensi kerugian
sebagai berikut:
1. Biaya yang berlebih sehingga
melampaui anggaran.
2. Melampaui waktu yang telah
diperkirakan.
3. Kelemahan teknis yang berakibat pada
kinerja yang berada dibawah tingkat dari yang diperkirakan.
4. Gagal dalam memperoleh manfaat yang
diperkirakan.
Daftar pustaka :
Ali, H. (2017). “Sistem Informasi dan Pengendalian
Internal”, Modul 3. Universitas Mercu Buana. [Online]. Tersedia: https://pasca-elearning.mercubuana.ac.id/mod/resource/view.php?id=1167.html. [17 Maret 2017]
Puteri, L. P. (2016). Implementasi Sistem Informasi
Dalam Bisnis. [Online]. Tersedia: https://leddye.wordpress.com/2016/12/30/implementasi-sistem-informasi-dalam-bisnis-paper-bebas-terkait-presentasi-dengan-kelompok/.html [17 Maret 2017].
Pratama, A. F. Rangkuman Sistem Informasi Manajemen
BAB 1 : Peran Sistem Informasi Dalam Bisnis Saat Ini. [Online]. Tersedia: http://pratamafaris.blog.upi.edu/2016/12/20/rangkuman-sistem-informasi-manajemen-bab-1-peran-sistem-informasi-dalam-bisnis-saat-ini/.html [17 Maret 2017]
Rizky, M. Rangkuman Chapter 3 Sistem Informasi
Manajemen. [Online]. Tersedia: http://rizkymochammad.blog.upi.edu/2016/12/20/rangkuman-chapter-3-sistem-informasi-manajemen/.html [17 Maret 2017]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar